Pada
hari-hari kerja umumnya orang-orang yang sibuk mengalami kurang tidur,
dan tentunya tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup buat istirahat.
Sebagai kompensasinya, biasanya seseorang akan mengusahakan menebus
kekurangan tidurnya tadi dengan tidur sebanyak-banyaknya di akhir pekan,
atau di setiap ada kesempatan, apakah hal itu sehat?
Jika anda berpikir hal itu bisa "menebus utang tidur", anda salah besar.
Menurut penelitian yang dilakukan tim dari Medical College of
Pennsylvania, tidur sebanyak-banyaknya pada akhir pekan tidak efektif
untuk memulihkan kondisi tubuh yang tidak atau kurang fit karena kurang
tidur tadi.
Pendapat mereka, berapapun banyaknya tidur seseorang pada akhir pekan
untuk menebus kekurangan tidur dihari-hari sebelumnya, yang bersangkutan
tetap tidak akan efektif, demikian ditulis Genius Beauty, Kamis
(14/7/2011).
Para peneliti melakukan eksperimen dari beberapa relawan dengan pola
tertentu. Dalam jangka waktu tertentu, selama empat malam pertama,
mereka harus tidur selama delapan jam, enam malam setelah itu mereka
harus tidur selama enam jam, seperti yang biasa orang-orang lakukan pada
hari kerja. Tiga malam pertama, semua peserta percobaan diizinkan untuk
tidur selama sampai sepuluh jam.
Kesimpulan sementara eksperimen bahwa tidur panjang pada hari sabtu
dapat membantu untuk menyingkirkan kantuk, tetapi tidak dapat membantu
mengembalikan kekuatan tubuh dan vitalitas.
Para peneliti mencatat bahwa seperti halnya relaksasi, lebih membantu
kepada kaum perempuan daripada pria. Kondisi itu benar-benar dapat
menyingkirkan kelelahan dengan bantuan tidur panjang di akhir pekan.
Berikut ini 10 hal yang mengejutkan dapat terjadi akibat kurang tidur :
1. Kecelakaan
Kurang tidur adalah salah satu faktor bencana terbesar dalam sejarah
selain kecelakaan nuklir di Three Mile Island tahun 1979, tumpahan
minyak terbesar Exxon Valdez, krisis nuklir di Chernobyl 1986, dan
lain-lain.
Memang terdengar berlebihan, tapi anda harus sadari kurang tidur juga
berdampak pada keselamatan anda setiap hari di jalan. Mengantuk dapat
memperlambat waktu anda mengemudi, yang setara ketika anda mabuk saat
menyetir.
Sebuah penelitian yang dilakukan Lembaga Keselamatan Lalu Lintas Jalan
Raya Nasional Amerika menunjukkan bahwa kelelahan merupakan penyebab
100.000 kecelakaan mobil dan 1.500 kematian selama setahun di AS.
Korbannya orang di bawah umur 25 tahun. Studi yang sama menunjukkan,
jika anda kurang tidur atau memiliki kualitas tidur yang rendah, maka
hal itu dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera saat bekerja. Dalam
sebuah penelitian, pekerja yang mengeluh mengantuk berlebihan pada siang
hari rentan terluka saat bekerja dan secara terus-menerus mengalami
kecelakaan yang sama saat bekerja.
2. Konsentrasi menurun
Tidur yang baik memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar.
Kurang tidur dapat memengaruhi banyak hal. Pertama, mengganggu
kewaspadaan, konsentrasi, penalaran, dan pemecahan masalah. Hal ini
membuat belajar menjadi sulit dan tidak efisien. Kedua, siklus tidur
pada malam hari berperan dalam “menguatkan” memori dalam pikiran. Jika
tidak cukup tidur, maka Anda tidak akan mampu mengingat apa yang Anda
pelajari dan alami selama seharian.
3. Masalah kesehatan serius
Gangguan tidur dan kurang tidur tahap kronis dapat membawa anda pada risiko:
- Penyakit jantung
- Serangan jantung
- Gagal jantung
- Detak jantung tidak teratur
- Tekanan darah tinggi
- Stroke
- Diabetes
Menurut
beberapa penelitian, 90 persen penderita insomnia—gangguan tidur yang
ditandai dengan sulit tidur dan tetap terjaga sepanjang malam—juga
mengalami risiko kesehatan serupa.
4. Menurunnya gairah sex
Para ahli melaporkan, kurang tidur pada pria dan wanita menurunkan
tingkat libido dan dorongan melakukan hubungan seksual. Hal ini
dikarenakan energi terkuras, mengantuk, dan tensi yang meningkat.
Bagi pria yang mengidap sleep apnea (masalah pernapasan yang mengganggu
saat tidur) kurang tidur menyebabkan gairah seksual melempem. Sebuah
studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology &
Metabolism 2002 menunjukkan, hampir semua orang yang menderita sleep
apnea memiliki kadar testosteron yang rendah. Hampir setengah dari orang
yang menderita sleep apnea parah memiliki tingkat testosteron yang
rendah pada malam hari.
5. Menyebabkan depresi
Dalam studi tahun 1997, peneliti dari Universitas Pennsylvania
melaporkan bahwa orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per hari
selama tujuh hari menyebabkan stres, marah, sedih, dan kelelahan mental.
Selain itu, kurang tidur dan gangguan tidur dapat menyebabkan gejala
depresi. Gangguan tidur yang paling umum adalah insomnia, yang
memiliki kaitan kuat dengan depresi.
Dalam studi tahun 2007 yang melibatkan 10.000 orang terungkap bahwa
pengidap insomnia 5 kali lebih rentan mengalami depresi. Bahkan,
insomnia sering menjadi salah satu gejala pertama depresi. Insomnia
dan tidak nafsu makan akibat depresi saling berhubungan. Kurang tidur
memperparah gejala depresi dan depresi membuat Anda lebih sulit tidur.
Sisi positifnya, pola tidur yang baik dapat membantu mengobati depresi.
6. Mepengaruhi kesehatan kulit
Kebanyakan orang mengalami kulit pucat dan mata bengkak setelah beberapa
malam kurang tidur. Keadaan tersebut benar karena kurang tidur yang
kronis dapat mengakibatkan kulit kusam, garis-garis halus pada wajah,
dan lingkaran hitam di bawah mata. Bila Anda tidak mendapatkan cukup
tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak hormon stres atau kortisol.
Dalam jumlah yang berlebihan, kortisol dapat memecah kolagen kulit atau
protein yang membuat kulit tetap halus dan elastis. Kurang tidur juga
dapat menyebabkan tubuh lebih sedikit mengeluarkan hormon pertumbuhan.
Ketika kita masih muda, hormon pertumbuhan manusia mendorong
pertumbuhan. Dalam hal ini, hormon tersebut membantu meningkatkan massa
otot, menebalkan kulit, dan memperkuat tulang. “Ini terjadi saat tubuh
sedang tidur nyenyak—yang kami sebut tidur gelombang lambat
(SWS)—hormon pertumbuhan dilepaskan,” kata Phil Gehrman, PhD, CBSM,
Asisten Profesor Psikiatri dan Direktur Klinis dari Program Behavioral
Sleep Medicine Universitas Pennsylvania, Philadelphia.
7. Pelupa
Tidak ingin lupa dengan kenangan terbaik dalam hidup Anda? Cobalah
perbanyak tidur. Pada tahun 2009, peneliti dari Amerika dan Perancis
menemukan bahwa peristiwa otak yang disebut sharp wave ripples
bertanggung jawab menguatkan memori pada otak. Peristiwa ini juga
mentransfer informasi dari hipokampus ke neokorteks di otak, tempat
kenangan jangka panjang disimpan. Sharp wave ripples kebanyakan terjadi
pada saat tidur.
8. Tubuh jadi cenderung cepat "melar"
Jika Anda mengabaikan efek kurang tidur, maka bersiaplah dengan ancaman
kelebihan berat badan. Kurang tidur berhubungan dengan peningkatan rasa
lapar dan nafsu makan, dan kemungkinan bisa menjadi obesitas. Menurut
sebuah studi tahun 2004, hampir 30 persen dari orang-orang yang tidur
kurang dari enam jam sehari cenderung menjadi lebih gemuk daripada
mereka yang tidur tujuh sampai sembilan jam sehari. Penelitian
terakhir terfokus pada hubungan antara tidur dan peptida yang mengatur
nafsu makan. Ghrelin merangsang rasa lapar dan leptin memberi sinyal
kenyang ke otak dan merangsang nafsu makan. Waktu tidur singkat
dikaitkan dengan penurunan leptin dan peningkatan dalam ghrelin.
Kurang tidur tak hanya merangsang nafsu makan. Hal ini juga merangsang
hasrat menyantap makanan berlemak dan makanan tinggi karbohidrat. Riset
yang tengah berlangsung dilakukan untuk meneliti apakah tidur yang layak
harus menjadi bagian standar dari program penurunan berat badan.
9. Meningkatkan resiko kematian
Dalam penelitian Whitehall ke-2, peneliti Inggris menemukan bagaimana
pola tidur memengaruhi angka kematian lebih dari 10.000 pegawai sipil
Inggris selama dua dekade. Berdasarkan hasil penelitian yang
dipublikasikan pada 2007, mereka yang telah tidur kurang dari 5-7 jam
sehari mengalami kenaikan risiko kematian akibat berbagai faktor. Bahkan
kurang tidur meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat
penyakit kardiovaskular.
10. Merusak penilaian terutama tentang tidur
Kurang tidur dapat memengaruhi penafsiran tentang peristiwa. Keadaan
tubuh yang lemas membuat kita tidak bisa menilai situasi secara akurat
dan bijaksana. Anda yang kurang tidur sangat rentan terhadap penilaian
buruk ketika sampai pada saat menilai apa yang kurang terhadap sesuatu.
Dalam kehidupan yang serba cepat saat ini, tidur yang cukup menjadi
semacam kemewahan. Spesialis mengenai tidur mengatakan, anda salah jika
berpikir Anda baik-baik saja meski kurang tidur karena di mana pun anda
bekerja, pada profesi apa pun, akan menjadi masalah besar bila anda
tidak dapat menilai sesuatu dengan baik. Studi menunjukkan bahwa dari
waktu ke waktu, orang-orang yang tidur selama 6 jam, bukannya 7 atau 8
jam sehari, mulai merasa bahwa mereka telah beradaptasi dengan keadaan
kurang tidur. Mereka sudah terbiasa dengan kondisi kekurang tiduran
tersebut. Padahal kurang tidur dapat memicu gangguan dalam kinerja
kognitif, juga mengganggu fungsi kardio, fungsi imun dan kerja saraf.