Pada umumnya kita “ketakutan” kalau dengar “cholesterol” lantas
menghubungkannya dengan “serangan jantung” dan “stroke”. Lalu kita
buru-buru check lab.
Atau ada juga yang pantang kuning telur, kalau dikasih telur lantas cuma
putihnya yang dimakan, kuningnya dibuang. Atau tidak mau makan telur
puyuh karena konon cholesterolnya tinggi...
Ini ada beberapa cukilan dari tulisan Uffe Ravinskov, dari bukunya The Cholesterol Myths, updated by Ben Kim, 14 July, 2011
Dengan beberapa tambahan dari saya untuk menyesuaikan dengan kondisi kita umumnya.
1) Cholesterol bukan racun yang berbahaya; sebaliknya cholesterol adalah
zat yang sangat penting untuk berbagai proses dalam tubuh.
2) Anda mau makan banyak cholesterol atau pantang, tidak ada bedanya.
Karena harus ada kadar tertentu dalam tubuh, maka jika anda berpantang
cholesterol, hati andalah yang akan memproduksinya untuk mencukupi
kebutuhan; jika anda makan banyak cholesterol, hati anda tidak menambah
dengan memproduksinya sendiri.
3) Cholesterol tinggi tak terbukti menaikkan serangan jantung, sebab
frekuensi serangan jantung sama banyak dengan yang cholesterolnya
rendah.
4) Obat yang khusus menurunkan cholesterol tidak terbukti menurunkan
angka serangan jantung secara bermakna, malah pada beberapa kejadian
meningkatkan potensi kanker dan batu empedu. Statin (Lipitor dan
lain-lain), misalnya, memang bisa menurunkan angka serangan jantung tapi
bukan karena ia menurunkan cholesterol tapi karena efek mengencerkan
darahnya.
5) Bagaimana dengan LDL dan HDL? Jangan salah artikan dengan cholesterol
jahat dan cholesterol baik sebab keduanya bukan cholesterol.
Keduanya adalah lipoprotein yang fungsinya mengangkut cholesterol dalam
aliran darah. Keduanya mengangkut jenis cholesterol yang sama.
Yang potensial berbahaya bukan LDL dan HDL tapi cholesterol yang rusak (damaged cholesterol).
Rusaknya cholesterol antara lain karena:
a) pemanasan berlebihan atas daging dan minyak, misalnya melebihi suhu
120 Celcius dalam jangka lama seperti pada menggoreng dan membakar
jangka lama.
b) tercampurnya protein dan lemak hewani oleh zat-zat yang merusak,
seperti pada minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali atau gosong.
c) kondisi mental yang stres yang menyebabkan meningkatnya hormon
kortisol dan turunannya menyebabkan metabolisme cholesterol yang
menyimpang sehingga menghasilkan sisa cholesterol yang rusak. Stres
memicu diproduksinya trigliserida secara berlebihan, padahal sisa
kelebihannya itulah yang merusak.
Nah, LDL adalah yang bertugas membawa semua jenis cholesterol, termasuk
cholesterol rusak ini untuk difungsikan. Cholesterol rusak inilah yang
menyebabkan penimbunan plak dan mengakibatkan serangan jantung, jadi
bukan salahnya LDL.
HDL berfungsi membawa balik semua jenis cholesterol, temasuk cholesterol
rusak, yang tak terpakai dalam proses energi, kembali ke hati. Jadi
tampaknya HDL punya tugas 'mulia' sebab menurunkan cholesterol dalam
darah.
Karena itu yang sangat esensial bukanlah 'berapa besar kadar
cholesterol' tapi 'berapa banyak cholesterol rusak yang masuk tubuh
anda' serta seberapa banyak trigliserida diproduksi oleh hati.
Pedoman LDL minimal dan HDL maksimal hanya demi mencegah cholesterol
rusak dan trigliserida terlalu lama berada dalam aliran darah. LDL
minimal: secukupnya asal proses metabolisme energi bisa jalan, HDL
maksimal agar segera setelah proses energi selesai, sisa cholesterol
segera dibawa balik masuk hati.
Idealnya dianggap aman jika kadar HDL berbanding cholesterol > 25%, dan Trigliserida berbanding HDL < 2.
Jadi bukan kadar mutlak cholesterol atau trigliserida tapi perbandingannya dengan HDL.
Jika cholesterol anda rendah, anda potensial terserang depresi dan malah
potensial serangan stroke serta gangguan hormon lain sebab bahan baku
hormon adalah cholesterol. Cholesterol rendah juga mengakibatkan
kekurangan vitamin D sebab efek sinar ultraviolet matahari baru bisa
membangun vitamin D jika badan kecukupan cholesterol di kulit, maka juga
potensial pengeroposan tulang dan gangguan syaraf.
Umumnya cholesterol berkisar antara 150 - 350 masih aman sejauh perbandingan dengan HDL terpenuhi.
Anjuran membatasi kadar LDL dibawah 100 tidak didukung fakta penurunan
angka serangan jantung. Ini dicurigai merupakan akal-akalan pabrik
farmasi saja.
Trigliserida esensial untuk sumber energi. Jika trigliserida anda
terlalu rendah, potensial timbul kekacauan metabolisme sebab badan akan
'kebingungan' mendapatkan sumber energi, akibatnya akan membongkar
sumber energi darurat badan sehingga malah menimbulkan benda-benda keton
yang meracuni syaraf dan otak. Sejauh perbandingan trigliserida
berbanding HDL kurang dari 2, itu sudah memadai.
Bagaimana meningkatkan HDL dan mempertahankan perbandingannya dengan cholesterol dan trigliserida yang ideal?
1) makanlah mayoritas sumber protein dan lemak asal tanaman: sayur
berwarna hijau tua, wortel, tomat, buah (alpukat), kacang-kacangan,
polong-polongan, biji-bijian, beras dan gandum yang masih berkulit ari,
kelapa. Dari sumber hewani: telur lengkap (putih dan kunin telur), ikan
air. Hati-hati, yang berbahaya dari telur dan ikan adalah jika
diternakkan dengan pakan pellets, sebab umumnya mempunyai kandungan
antibotika dan hormon pertumbuhan. Yakinkan bahwa sumber pakannya
organik.
2) Hindari makanan gosong, penggunaan minyak goreng yang sudah gosong,
daging yang diolah pada suhu tinggi dan proses pemasakan lama dan juga
sumber makanan yang sudah membusuk walau hanya sebagian.
3) Tetap beraktivitas dan latihan fisik teratur dan terukur, cukup
tidur malam, 'nap' yang memadai, kelola stres dengan bijak, hiduplah
bermasyarakat secara sehat. Dan jangan kuatir terpapar sinar matahari
asal tidak berlebihan.
4)
Hiduplah harmonis bersama alam, tidak usah mencoba melakukan modifikasi
atas apa yang sudah diberikan alam: makanlah telur, kuning dan putih
bersama. Memang sebaiknya jangan diolah sampai matang betul (hard
boiled) atau digoreng (jika hendak diceplok atau didadar, pakai minyak
baru atau mentega dan segera diangkat), tapi masaklah bersama lauk biasa
yang digodok atau rebus 3/4 matang saja.
Untuk anda ketahui saja, jika kita makan hanya putih telurnya, anda
terpapar zat kimia anti-vitamin B6 badan anda akan defisit vitamin ini.
Pada kuning telurlah terdapat zat kimia yang menetralkan anti vitamin B6
itu.
Makanlah ikan atau daging apapun sejauh berasal dari peternakan organik
(bukan pellets atau 'fur') dan hendaknya dimasak dengan suhu sedang
(kurang dari 120 Celsius, artinya bukan digoreng atau dipanggang, tapi
dimasak dalam kuah: digodok).
Sekali lagi yang menentukan bukan macam ikan atau daging atau telur,
melainkan bagaimana ia diolah, yaitu dengan menghindari rusaknya
cholesterol karena suhu tinggi atau efek pakan ternak yang penuh
suplemen yang mengubah sifat alami cholesterolnya.
Asli : kiriman Dr. Andreas Adyatmaka
dalam bahasa Inggris